Taufiq Kiemas Tak Setuju Mendikbud Mundur Gara-gara UN

Demikian tanggapan Ketua MPR Taufiq Kiemas terhadap wacana pengunduran diri mendikbud yang diwacanakan anggota Komisi X DPR dari FPDIP Puti Guntur Soekarno. Ini disampaikannya kepada wartawan yang mencegatnya di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
"Jangan lah. Saya lihat tekad Pak Nuh luar biasa. Dia harus berhadapan dengan resiko, tapi bukan harus mundur," ujar Taufiq.
Politisi senior PDIP ini justru memberikan apresiasi kepada kepada jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas berbagai upaya agar soal yang datang terlambat dari percetakan dapat dikirim secepatnya ke sekolah-sekolah di pedalaman. Memang tidak semua sekolah akhirnya bisa memulai hari pertama UN pada Senin kemarin, namun menurut Taufiq masalah tersebut dapat dipahami.
"Ini masalah logistik, masih bisa ditoleransi. Saya rasa Pak Nuh nggak mungkin memanipulasi tender," ujarnya sambil menjawab pertanyaan tentang kemungkinan penyelewengan tender pencetakan soal UN yang dilakukan oleh Mendikbud M. Nuh.
(dnu/lh)
Menanggapi pemberitaan yang sedang beredar dikhalayak dan dari kutipan berita yang saya ambil dari salah satu media informasi, mengenai keterlambatan pendistribusian soal Ujian Nasional beserta pengunduran diri bapak M.Nuh terhadap permasalahan UN ini, saya sependapat dengan bapak Taufik bahwa tidak perlu bapak M.Nuh mengundurkan diri karena beliau sudah sangat bertanggung jawab atas permasalahan ini. Saya yang menjadi tenaga kerja ekstra dan berada di tempat saat itu memang sangat perihatin karena terjadi penumpukkan berkas soal UN yang masih harus dikemas yang sangat jelas sekali sudah H-2 UN akan dilaksanakan namun semua berkas soal belum terselesaikan dan belum didistribusikan padahal jarak pendistribusian itu akan memakan waktu yang cukup lama untuk sampai kesekolah-sekolah di kabupaten Provinsi Indonesia bagian tengah. Sangat miris dan crowded sekali keadaan disana. Dan bapak M.Nuh sangat mempedulikan itu dan meminta tolong untuk segera memasok tenaga kerja yang ekstra untuk dapat menyelesaikan hal tersebut. Namun,tenaga kerja ekstra pun tak secanggih kinerja robot yang dapat menyelesaikan tumpukkan soal sebanyak itu dalam waktu beberapa jam saja atau hitungan hari saja. Untuk menyelesaikan beratus-ratus soal atau mungkin untuk mengemas beribu-ribuan soal itu dalam waktu 3hari dengan sistem yang diberlakukan percetakkan itu tidak mudah. Namun,nasi sudah menjadi bubur. Pengunduran diri bapak M.Nuh tidak akan menyelesaikan yang sudah terjadi kerena beliau pun sudah berusaha semaksimal mungkin. Beliau sangat bekerja ekstra untuk mencari solusi yang terbaik agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan. Jika sudah seperti ini tidak ada yang dapat disalahkan siapa pun itu,hanya yang harus diperhatikan adalah memperbaiki kinerja dan kekompakkan atas kerjasama dari berbagai pihak agar pelaksanaan Ujian Nasional yang telah menjadi acara rutian tahunan dapat terlaksana semakin baik. Semangat bapak M.Nuh dan Terima kasih ! Semangat Pendidikan Indonesia! Semangat Negaraku Indonesia!